JAKARTA - Dalam upaya meningkatkan kenyamanan dan aksesibilitas mudik Lebaran 2025, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengungkapkan rencana penurunan harga tiket mudik untuk tahun ini. Pernyataan ini disampaikan di tengah acara retret kepala daerah di Akademi Militer (Akmil), Magelang.
Langkah ini merupakan bagian dari persiapan pemerintah dalam menyambut arus mudik Lebaran 2025 yang selalu menjadi tantangan besar setiap tahunnya. AHY menegaskan bahwa pemerintah telah merencanakan rapat koordinasi bersama beberapa kementerian kunci terkait, termasuk Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kementerian Pekerjaan Umum (PU), serta Kementerian Pariwisata.
"Insyaallah besok, bersama dengan jajaran kementerian terkait, kami akan mengumumkan kebijakan tersebut secara langsung, namun tolong ditunggu besok," ungkap AHY.
Persiapan Matang untuk Lonjakan Mudik
Dari rapat koordinasi tersebut, diharapkan bisa dihasilkan kebijakan yang mendukung kebutuhan pemudik agar perjalanan mereka lebih nyaman, aman, dan terjangkau. AHY menyebutkan bahwa setiap tahun, pemerintah dihadapkan pada tantangan besar berupa lonjakan mobilitas masyarakat, serta bagaimana hal tersebut berdampak pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Kami berupaya untuk mempersiapkan arus mudik Lebaran tahun ini dengan baik. Setiap tahun terjadi lonjakan mobilitas masyarakat, yang juga melibatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," tambah AHY.
Kementerian dan lembaga pemerintahan lainnya, seperti Polri, juga sudah mempersiapkan langkah-langkah antisipatif untuk menangani arus mudik. Wakil Asisten Utama Operasi (Waastamops) Kapolri, Irjen Endi Sutendi, mengungkapkan bahwa Polri telah menyiapkan Operasi Ketupat untuk mengantisipasi puncak arus mudik dari tanggal 28-30 Maret.
"Polri akan menggelar Operasi Ketupat pada 26 Maret hingga 8 April. Untuk arus mudik, puncaknya diperkirakan pada 28 sampai 30 Maret, sementara arus balik diperkirakan mulai 8 April," jelas Endi Sutendi.
Strategi Lalu Lintas dan Prediksi Jumlah Pemudik
Dalam menghadapi arus mudik, Polri telah menyiapkan berbagai skema rekayasa lalu lintas. Tindakan ini termasuk penerapan contraflow, pengaturan satu arah (one way), serta pengalihan arus ke jalur alternatif seperti jalan arteri guna meminimalisir kemacetan di titik-titik rawan.
"Skema yang diterapkan di jalan tol antara lain contraflow dan one way, sesuai dengan situasi dan kondisi. Pengalihan arus ke jalur arteri pun dipersiapkan," tambah Endi.
Menghadapi prediksi jumlah pemudik yang lebih dari 100 juta orang, Polri bekerja sama dengan berbagai instansi guna memastikan kelancaran perjalanan selama arus mudik dan balik Lebaran. Pengalaman dari mudik tahun lalu dan Natal-Tahun Baru (Nataru) memberi indikasi terhadap potensi mobilitas masyarakat yang tinggi.
"Dari pengalaman Nataru lalu, angka pemudik lebih dari 100 juta. Kita harus antisipasi dan insyaallah sebelum Operasi Ketupat, ada Rapat Lintas Sektoral untuk mendapatkan informasi valid dari Kementerian Perhubungan," tutur Endi.
Melalui berbagai langkah strategis dan kerja sama lintas sektor ini, pemerintah berupaya memastikan bahwa mudik Lebaran 2025 dapat berlangsung lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, dengan kebijakan harga tiket yang lebih terjangkau sebagai salah satu fokus utamanya.
Dengan persiapan yang matang dan kolaborasi antar instansi, pemerintah berharap dapat memberikan solusi terbaik bagi seluruh masyarakat yang merencanakan mudik Lebaran 2025 ini. Di tengah harapan dan persiapan ini, masyarakat tetap diajak untuk aktif mengikuti informasi resmi dan mempersiapkan diri sebaik mungkin menghadapi periode mudik yang akan datang.